Sejarah Berdirinya Madison School

Madison School adalah lembaga pendidikan swasta Kristen yang berlandaskan Alkitab dan Roh Nubuat, dan berbadan hukum di bawah Yayasan Pendidikan Madison. Sekolah ini dikelola oleh para misionaris Always Missionary Indonesia (AMI), organisasi para alumnus 1000 Missionary Movement baik dari Filipina, Indonesia Timur, maupun Indonesia Barat. AMI berdiri sejak tahun 2005 dan kini beranggotakan lebih dari 1.000 orang Senior Missionary (SM).

Pada tahun 2015, dalam Konvensi Nasional ke-6 di Kampus 1000MM Manado, AMI mengambil keputusan penting untuk mendirikan sebuah sekolah sebagai pusat pelayanan pendidikan. Melalui doa dan usaha yang sungguh-sungguh, Tuhan mewujudkan rencana ini pada awal tahun 2018. Pertemuan para Senior Missionary menghasilkan langkah konkret pembangunan, yang ditandai dengan peletakan batu pertama gedung kantor Madison School pada 3 April 2018.

Lokasi dan Identitas

Madison School berlokasi di Desa Mobuya, Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Meskipun berada di Passi Timur, siswa-siswinya datang tidak hanya dari kecamatan tersebut, tetapi juga dari Modoinding dan Mooat, karena letaknya berada di titik pertemuan tiga kecamatan dari tiga kabupaten yang berdekatan.

Wilayah Modoinding dipilih dengan pertimbangan:

  1. Ada sekitar 11 jemaat GMAHK, tetapi belum ada sekolah SD, SMP, maupun SMA.

  2. Daerah Misi Bolaang Mongondow–Gorontalo sudah lama merindukan adanya lembaga pendidikan di wilayah ini, namun terkendala sumber daya.

  3. Lingkungannya masih asri dan tenang, sangat mendukung pendidikan yang menekankan pembentukan karakter dan kerohanian.

Awal Pembangunan

Sebagai organisasi misionaris, AMI tidak memiliki sumber daya finansial memadai. Namun, Tuhan membuka jalan. Ditemukan lahan seluas 5,6 hektar yang dijual. AMI berencana membeli 1,5 hektar seharga Rp80.000.000, tetapi belum memiliki dana. Tuhan kemudian mengutus Bapak Rudolf Mordekai dari Jakarta, yang membeli sebagian besar lahan (41.000 m²) seharga Rp280.000.000, sementara AMI mengambil 15.000 m² seharga Rp80.000.000. Beliau bahkan menalangi biaya tanah AMI dan mengizinkan seluruh lahan digunakan untuk kegiatan sekolah.

Tanpa modal besar, pembangunan gedung dimulai pada 8 April 2018. Tuhan menggerakkan banyak pihak untuk membantu dengan menyumbangkan bahan bangunan seperti batu, pasir, kayu, semen, dan seng, sehingga gedung kantor pertama dapat berdiri.

Kerja Sama dan Legalitas

Walaupun AMI berdiri di luar struktur GMAHK, masyarakat mengenal sekolah ini sebagai “sekolah Advent.” Karena itu, AMI menjalin komunikasi dengan UKIKT dan DMKMG untuk membangun sinergi di bidang pendidikan.

Madison School membuka penerimaan siswa perdana pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah 5 siswa. Setelah melewati proses panjang, pada 22 November 2022, Madison School memperoleh izin operasional resmi dari Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow untuk SD dan SMP. Sementara itu, SMA Madison yang berdiri sejak 2022, saat ini (2025) sedang dalam tahap pengurusan izin operasional.

Tonggak Perkembangan

  • 2018: SD Madison resmi dibuka.

  • 2020: SMP Madison berdiri.

  • 2023: SMA Madison dibuka.

  • 2020: SD meluluskan angkatan pertama (3 siswa).

  • 2023: SMP meluluskan angkatan pertama (12 siswa).

  • 2022: OSIS pertama kali terbentuk di SMP, dibina oleh Mr. Meidi Sigar.

  • 2023: Pathfinder Club Hero7 berdiri, dibina oleh Mr. Jefri Kapulang dan Ms. Beaverly Yoafifi, serta disahkan oleh Direktur Pathfinder DMBMG Pdt. Buang Manoppo.

  • 2025: SMA Madison membentuk organisasi SISPALA (Siswa Pecinta Alam) dengan pembina Mrs. Kardina Sinaga, Mr. Mariano De Jesus, dan Mr. Sweetly Mantow.

Latar Belakang Nama Madison

Nama Madison diambil dari Madison School di Tennessee, Amerika Serikat, yang berdiri pada 1904 di bawah pimpinan E.A. Sutherland dan P.T. Magan, dengan dukungan khusus dari Ellen G. White. Sekolah tersebut dikenal dengan ciri khas:

  • Berdiri mandiri, sederhana, dan dipimpin Roh Kudus.

  • Menggabungkan belajar, bekerja, dan misi.

  • Melatih pemuda yang mampu berkhotbah, bertani, mengajar, merawat, dan mendirikan pusat pelayanan baru.

  • Menjunjung kesederhanaan dan pembentukan karakter di atas prestise dunia.

Sejarah Madison di Amerika menjadi teladan bagi Madison School di Indonesia: menghadirkan pendidikan yang membentuk pikiran, hati, dan tangan untuk melayani Tuhan dan sesama.

Kondisi Terkini

Hingga tahun ajaran 2025/2026, Madison School telah melayani sekitar 140 siswa di tiga jenjang: SD, SMP, dan SMA. Proses pendidikan didukung oleh sekitar 30 tenaga pendidik dan kependidikan, termasuk guru, kepala sekolah, serta staf pendukung. Beberapa tenaga kependidikan juga merangkap tugas mengajar sesuai kebutuhan sekolah.

Dengan dukungan tenaga pendidik, orang tua, yayasan, serta komunitas misionaris, Madison School berkomitmen untuk menjadi lembaga pendidikan yang bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga menuntun setiap peserta didik untuk hidup takut akan Tuhan dan menjadi terang bagi dunia. Seluruh pertumbuhan ini merupakan bukti penyertaan Tuhan melalui pelayanan misionaris dan komunitas Always Missionary Indonesia.